Mencermati Menjilat Matahari Apresiasi dan telaah lagu.

Mencermati Menjilat Matahari 
Apresiasi dan telaah lagu.
oleh : Elvin Hendratha



Menjilat Matahari adalah lagu God Bless dari album ke 4 yang bermerk Raksasa. Lagu dimulai oleh permainan keyboard dari Jockie Suryoprayogo, yang mengantar kita menuju ke pintu gerbang dunia. Dan diakhiri oleh teriakan, Sang Jendral Kancil yang tengah menjilati matahari.
Selain mempunyai komposisi musik yang sangat bagus, lagu ini menurut saya memiliki kekuatan lirik yang mampu menyihir penikmat musik rock. Tidak mudah menangkap amanat yang ingin disampaikannya, tapi setidaknya pilihan diksi di lirik telah menggiring ke satu persepsi, yaitu : "ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan atau diteriakkannya". Ada kekuatan energi dasyat yang timbul pada lagu tersebut, karena telah mampu mempertemukan antara Roh (baca : musik) dan Raga (baca lirik), sehingga berkesan tidak menempel.
Kita diajak memejamkan mata menuju permenungan, bahwa kita adalah bagian kecil manusia di jagat raya ini yang terkadang hanya sebagai penonton dari drama besar kolosal di kehidupan ini. Kita diajak merasakan kegelisahannya sebagai seorang manusia terpencil disalah satu sudut dunia, yang hanya mampu mengembara di pucuk pohon cemara dan hanya mampu berandai-andai dan berkata didalam hati.
Kududuk sendiri Dipucuk cemara Aku merenung Kujilat angkasa Kuciumi matahari
Ada keinginan kuat untuk menjadi bagian sebuah 'fungsi kehidupan', kendati sangat disadari bahwa ia tidak punya hak untuk berbicara. Ia nanar, meronta, dan berlari agar dia tidak menjadi bagian orang-orang disekitarnya, yang hanya bisa bungkam tak mampu bersuara dan berkata apa-apa. Keadaan telah memaksanya dalam posisi sebagai penonton pertunjukkan. Sebenarnya dia ingin jadi "pelakon" bukan sekedar penonton yang 'mandi bertabur bintang, silaukan mata'. Kedaan tersebut sangat dipahaminya, tapi tidak banyak yang mampu dilakukannya....
Aku lari jauh Membelah dunia Kepak sayap Bentangkan layar Ombak-ombak Mandi bertabur bintang Silaukan mata ..
Matahari itu adalah sumber kesadaran. Sinarnya membuat suasana hati terang benderang. Dengan menjilati Matahari, diyakini akan dapat menemukan kesadaran diri. Matahari juga merupakan energi kesadaran yang terdasyat dan tak pernah mati. Sumber panasnya sangat menyakitkan, namun harus didekap erat agar dapat ditemukan kehangatan energi kesadaran itu.
Ohh Matahari..., di dalam dekapan Bagai darah, warnanya merah Oh... panasnya, bakar sekujur tubuh Mengoyak jiwa ..
Ketidakmampuannya hanya terasa getir di sanubarinya yang paling dalam, ketidakmampuannya berbicara haruslah tetap dilawan setidaknya dalam hati. Dan diendapkan menjadi 'tangis dan duka' dan untuk itu ia perlu energi Matahari untuk membakar semangatnya menghadapi kondisinya yang sangat tidak menguntungkannya tersebut.
---0O0---
Membahas lirik lagu Menjilat Matahari tentu saja tidak boleh terlepas dari jalinan sejarah dan latar sosial budayanya . Ada beberapa dugaan yang mungkin sangat melatar belakangi proses penciptaan lirik lagu Menjilat Matahari.
Pertama Kita sengaja diajaknya untuk melongok ke pentas panggung dunia. Pentas teatrikal yang melatar belakangi peristiwa saat lirik lagu diciptakan. Album Raksasa memang berangkat dari beberapa catatan peristiwa penting dunia saat itu. Sehingga jangan heran bila peristiwa karya Shalman Rusdhi, The Satanic Verses pada Maret 1989 telah menjadi inspirasi penulisan lirik lagu Maret 1989.
Pada tahun 1989 konstelasi politik dunia memanas. Penulis telah jengkel oleh adegan drama yang dipertontonkan di pentas senetron Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). Kesewenangan arogansi hegemoni negara adi kuasa membuat negara dunia ketiga menjadi sangat tidak berdaya menghadapi resolusi. Dunia ketiga sengaja dibuat tidak berdaya menghadapi resolusi yang seolah-olah sudah merupakan kehendak masyarakat dunia. PBB mandul karena dikakangi oleh negara adikuasa., sehingga negara ke tiga menjadi Zanzak negara adikuasa. Padahal disisi lain bila kita keluar dari PBB maka kitapun dianggap melawan kehendak tatanan dunia.
Seperti misalnya perlakuan terhadap Palestina untuk tidak boleh menghadiri sidang pertemuan anggota DK PBB dengan berbagai caranya, termasuk tidak memberikan visa bagi Arafat. PBB dianggap sebagai dagelan untuk melegitimasi pembenaran bagi kepentingan negara adi kuasa. Sehingga kejengkelan terhadap drama sinetron PBB yang telah menjadi alat negara adi kuasa dengan segala tools-nya untuk melegalkan standar gandanya, perlu diungkapakannya melalui lirik lagu Menjilat Matahari. Ketidakberdayaannya meneriakkan rasa sepenanggungan, karena ketidakadilan PBB yang diremote negara adi kuasa, menjadikannya berteriak lantang : Aku lari jauh, Membelah dunia, Kepak sayap, Bentangkan layar ....
Kedua Ketidak mampuan musisi kita dalam menembus pasar global, adalah keadaan yang tengah menghadang. Tuduhan bahwa ketidakmampuan menyentuh komunitas yang lebih global disebabkan adanya hegemony negara kayalah menjadi alasannya. Ketika saat itu pasar masih diperebutkan oleh Amerika dan Inggris, maka usaha untuk menyingkirkan negara-negara lain yang tidak tergabung dalam komunitas mereka (Union Artis dsb) adalah salah satu grand design strategic mereka. Bahkan saat itu rasis di America masih tumbuh merajalela. Jauh berbeda dengan keadaan sekarang, yaitu setelah munculnya paham "World Music" sebagai alternatif penyeimbang dan ruang mengapresiasi bagi musik-musik semi tradisional. Maka kejengkelan tersebut tidak menutup kemungkinan menjadi sumber inspirasinya.
Ketiga Keluarnya Ian Antono digantikan oleh Eet Syahranie (gitaris Edane) saat merilis Raksasa, tetap saja menjadi sebuah misteri besar. Kendati terbukti Raksasa berhasil menyabet penghargaan saat itu, berbagai dugaan miring tentang ketidakhormonisan mereka mulai dipertanyakan. Banyak orang menduga bahwa ini mirip kisah-kisah group musik dunia yang mempunyai penata musik lebih dari 1 (satu) orang. Amat sulit menentukan corak dan warna musik, bila mempunyai 2 (dua) nahkoda dalam satu kapal. Apalagi bila Sang Kapten adalah otoriter dan sudah tidak lagi bisa menerima pendapat awak kapalnya. Saat Blackmore tidak menyukai Coverdile maka, tampillah Tommy Bollin saat itu..
Ada perasaan diperlakukan sewenang-wenang, terhadap opini dan pendapat pribadinya oleh teman-teman bermusik disekelilingnya. Komunikasi terbuka yang sangat diharapkan, tidak pernah terjadi. Dialog menjadi macet, karena temannya tak pernah mau diajak "bicara" terang-terangan. Pemojokan didalam situasi yang "melawan kepantasan" dan "mencederai rasa senioritas" dilakuakn secara intensif. Padahal di hadapan umum, mereka berperilaku seolah-olah semuanya rukun-rukun, adil , dan terbuka ditambah lagi dengan suasana "seolah-olah" saling menjaga rasa kekeluargaan .
Teman-temannya adalah orang-orang yang dianggapnya masih berpikir dengan logika paternalis dan cenderung feodalistik . Kenikmatannya menjadi orang terkenal melalui komunitas God Bless karena banyak karya-karya yang dilahirkannya, tetap terlalu mahal bila dibandingkan kerugian kehidupan pergaulan sosialnya. Terlebih bila harus terpaksa menjadikannya 'hipokrit', agar bisa membuat hati teman2 menjadi selalu senang semua.
Berbagai "stigma" telah ditimpakan, mulai dari : Maling, Ingin Menguasai GOD Bless, Si Banyak Protes, Si Ingin Populer dan lain sebagainya. Bahkan kemampatan suasana komunikasi tersebut, melahirkan suasana yang tidak nyaman, seperti : ngerasani atau kasak-kusuk dibelakang. Atmosfir suasana pergaulan kebersamaan yang ada sudah tidak lagi nyaman. Dan tentu saja pilihan berteriak, melalui lirik lagu Menjilat Matahari adalah suatu hal yang sangat mungkin dan masuk akal..
---0O0---
Saya membagi Menjilat Matahari menjadi 6 (enam) bagian menarik : Introduction (situation), yaitu dari menit ke 0:00 smpai dengan 0:45 Rising Action, yaitu dari menit ke 0:46 sampai dengan 0:58 Climax, yaitu dari menit ke 0:59 sampai dengan 2:11 Guitar solo, yaitu dari menit ke 2:12 sampai dengan 2:37 Anti Climax, yaitu dari menit ke 2:38 sampai dengan 4:00 Denoument (outro), yaitu dari menit ke 4:00 sampai dengan 4:44
Introduction (0:00 s/d 0:45) Pada bagian ini Jockie mengantar kita memasuki Pintu Gerbang Dunia. Dimulai dengan tarian jemarinya diatas tuts keyboard, lalu dibukanya panggung pertunjukkan dihadapan kita. Genderang Teddy Sudjaya sesekali menimpali sehingga tercipta nuansa layar bioskop terkembang, yaitu layar yang baru saja dibuka. Begitu layar tontonan itu tekembang, maka Achmad Albar mengajak kita terbang menuju ke 'Pucuk Cemara' untuk merenung.
Rising Action (0:46 s/d 0:58) Pada bagian ini, dimulai oleh hentakan drum Teddy Sujaya sebanyak beberapa kali, yang menandakan dimulainya perjalanan membelah dunia. Guitar Eet tampak berkesan mengajak kita berlari jauh, untuk siap mengepakkan sayap dan membentangkan layar.
Climax (0:59 s/d 2:11) Sayap sudah dikepakkan dan layar telah terbentang, maka pada bagian ini mulailah sang vokalis mulai mengadakan penggambaran bagaimana situasinya yang ingin berlari dengan diiringi suara musik yang sudah menaguhkan genderangnya untuk berlari jauh.. Yik terus berteriak lantang untuk mengajak berlari : Aku lari jauh, Membelah dunia, Kepak sayap, Bentangkan layar ...... Pada bagian ini sengaja kita diajak menaikkan adrenalin kita, corak permainan mereka menuju ke situasi yang mereka gambarkan dalam lirik. Perhatikan backing vocal yang melatar belakangi vokal-iyek, yang berteriak : 'Simpan Tangis dan Duka', atau 'Manusia-manusia', sangat manis membuat nilai tambah pada bagian climax ini. Bagian ini diakhiri dengan suara tunggal bass Donny Fattah yang tertingal sendiri, untuk memberi penekanan pada masuknya bagian berikutnya.
Guitar solo (2:12 s/d 2:37) Umpan yang dilemparkan Jockie ditangkap dengan cepat dan cerdas oleh permainan guitar Eet Sjahranie. Sehingga kombinasi komposisi yang sangat indah tercipta disini. Guitar Eet serasa berlari memberi energi Kesadaran Matahari untuk musiknya. Eet memang lebih modern dan liar, merasa diberi kebebasan untuk memberi warna berbeda bagi God Bless dengan tanpa pekewuh pada 'senior'nya. Kendati banyak tuduhan bahwa permainan guitar Eet banyak dipengaruhi Eddy Van Halen atau Angus Young AC/DC, namun pada bagian lagu ini terasa sekali keberhasilannya memompa energi sehingga terlahir semangat baru, untuk berlari membelah dunia ...
Anti Climax (2:38 s/d 4:00) Kekuatan stamina rytme kencang tetap diatur guna menjaga semangat penikmat, namun perlahan tapi pasti kita diajak untuk menuju tahap menurun yang tidak terlalu terjal. Kita sengaja menuju fase terasiring dulu, yaitu pengendapan menuju ke anti climax agar semangat keras yang telah hadir, tidak begitu saja lenyap seketika. Barulah setelah digiring beberapa saat untuk tetap berlari, maka pada menit 3.29 s/d 4.00, kita mulai diajak menurunkan tensi dan tekanan, bahkan kita diajaknya merenung lagi dengan suasana musiknya yang merendah.
Denoument (4:00 s/d 4:44) Ini adalah bagian penyelesaian dari lagu Menjilat Matahari, kendati kita tetap diajak untuk mengakhiri musik, tetapi semangat mencari energi kesadaran tersebut masih saja terasa tetap dipompakan ke urat nadi kita. Dengan lantang Yik menyirami bensin semangat kita dengan berteriak : Kujilati, Matahari, Kujilati, Matahari, Kujilati ......
Matahari bagi penulisnya adalah kesadaran dan penerangan diri, yang ingin selalu dijilati agar mampu merasakan hingga menemukan / memberdayakan kesadaran itu sendiri, walaupun ketika didekap rasa panas yang sangat menyakitkan telah membakar tubuh sendiri...
Matahari telah membakarnya, sehingga terlahir karya ini ... Bahkan energinya serasa telah dipompakan ke dalam DNA kita, maka dekap terus Matahari ! (elvin hendratha)

Menjilat Matahari

Lagu & Lirik : Jockie Suryoprayogo

Di suatu hari,

Kududuk sendiri
Dipucuk cemara
Aku merenung
Kujilat angkasa
Kuciumi matahari



Aku lari jauh
Membelah dunia
Kepak sayap
Bentangkan layar



Ombak-ombak
Mandi bertabur bintang
Silaukan mata ..



Ohh Matahari...,
di dalam dekapan
Bagai darah, warnanya merah
Oh... panasnya, bakar sekujur tubuh
Mengoyak jiwa ..



Dunia...
Simpanlah tangis dan duka
(Simpan tangis dan duka)
Yang melanda, harapan sia-sia di kehidupan
(Manusia... manusia) tak mampu bicara



Aku lari jauh
Membelah dunia …
Kepak-kepak sayap
Bentangkan layar
Ombak ombak
Mandi bertabur bintang
Silaukan mata



Dunia...
Simpanlah tangis dan duka
(Simpan tangis dan duka)
Yang melanda, harapan sia-sia di kehidupan
(Manusia... manusia) tak mampu bicara



Pada suatu ketika,
Kududuk sendiri
Dipucuk cemara
Aku merenung
Kujilat angkasa
Kuciumi matahari



Kujilati ...
Matahari ...
Kujilati ...
Matahari ...
Matahari ...



Di suatu hari,
Kududuk sendiri
Dipucuk cemara
Aku merenung
Kujilat angkasa
Kuciumi matahari



Aku lari jauh
Membelah dunia
Kepak sayap
Bentangkan layar



Ombak-ombak
Mandi bertabur bintang
Silaukan mata ..



Ohh Matahari...,
di dalam dekapan
Bagai darah, warnanya merah
Oh... panasnya, bakar sekujur tubuh
Mengoyak jiwa ..



Dunia...
Simpanlah tangis dan duka
(Simpan tangis dan duka)
Yang melanda, harapan sia-sia di kehidupan
(Manusia... manusia) tak mampu bicara



Aku lari jauh
Membelah dunia …
Kepak-kepak sayap
Bentangkan layar
Ombak ombak
Mandi bertabur bintang
Silaukan mata



Dunia...
Simpanlah tangis dan duka
(Simpan tangis dan duka)
Yang melanda, harapan sia-sia di kehidupan
(Manusia... manusia) tak mampu bicara



Pada suatu ketika,
Kududuk sendiri
Dipucuk cemara
Aku merenung
Kujilat angkasa
Kuciumi matahari



Kujilati ...
Matahari ...
Kujilati ...
Matahari ...
Matahari ...



-God Bless, Raksasa album : - Achmad Albar Lead Vocal - Donny Fattah Bass, Backing Vocal - Eet Sjahranie Guitar, Backing Vocal - Jockie Suryoprayogo Keyboard, Backing Vocal - Teddy Sujaya Drum, Percussions