Pamitnya Iwan Krisnawan melalui lirik lagu ?

Pamitnya Iwan Krisnawan melalui lirik lagu ?

Lirik lagu merupakan hasil pergumulan intuisi penciptanya. Itulah sebabnya banyak orang meyakini, bahwa lirik merupakan potret refleksi nyata kehidupan sang seniman, baik yang sudah atau akan terjadi kelak. Melalui pilihan diksi seniman sengaja merangkaikan kata2 indah, sehingga menjadi kesatuan utuh agar dapat terdiskripsikan pengungkapan perasaannya.

Teringat akan mendiang Slamet Utomo. “Jangan bermain-main dengan kata kematian di dalam karya seni” , katanya padaku dengan serius. Dengan panjang lebar karib bapak saya yang berasal dari Banyuwangi itu bercerita, yang intinya : Tidak boleh gegabah menulis tentang "kematian" dalam sebuah karya seni. Terlebih bila dalam karyanya tersurat untuk meminta kematian itu sendiri. Saat itu saya diam tak membantahnya...

Barusan saya mendengar lagu Salam Terakhir dari Rollies. Pikiran saya langsung teringat akan perkataan tersebut. Muncul pertanyaan : Apakah Iwan Krisnawan drumer pertama Rollies yang meninggal pada tahun 1974, tanpa disadari ternyata telah melakukannya ? Iwan telah membahas kematian dengan pada lagu ciptaannya. Sehingga Tuhan telah mengabulkan “Salam Terakhir” - Iwan Krisnawan.

Secara brainstorming saya mencoba memilih 3 (tiga) asumsi alasan paling kuat yang melatar belakangi terciptanya lirik lagu tersebut.
  1. Iwan Krisnawan telah memahami kondisinya yang sangat tergantung pada narkoba. Sehingga Iwan sadar bahwa karir dan hidupnya segera berakhir. Ketidakmampuanya mengendalikan ketergantungan pada zat-zat aditif, menginspirasikan agar dia segera mohon 'pamit' kepada kekasihnya melalui lirik (lagu).
  2. Kedekatannya dengan banyak wanita cantik, membuat Iwan terperangkap pada cinta sejati. Tetapi cinta kepada wanita pujaannya tersebut harus berakhir tragis. Sang kekasih menghianatinya, lalu lahirlah lirik lagu itu. Iwan merasa perlu menyampaikan “Salam Terakhir” kepada kekasihnya itu.
  3. Bahwa penciptaan lirik tersebut merupakan penangkapan intuisi dan ilham Iwan, yang berkaitan dengan perjalanan karirnya di Rollies. Lirik itu merupakan ekspresi kekecewaan Iwan terhadap perlakuan teman2 di Rollies yang telah/akan meninggalkannya. Kondisi sulit dalam menghadapi Narkoba, justru membuat Iwan harus sendirian. Teman2nya telah pergi, padahal Iwan butuh bantuan agar dapat keluar dari kemelut persoalan tersebut. Rollies sebagai kekasih hatinya telah tega meninggalkannya, maka Iwan sangat kecewa. Tinggallah ku sendiri, katanya.
Saya persilahkan anda memilih diantara ketiga alasan tersebut, atau pilihan lain sesuai feeling anda, namun satu hal yang harus dicatat : bahwa dalam penulisan lirik lagu “Salam Terakhir” saya menangkap ada "amanat lain" yang tersembunyi didalamnya.

Iwan Krisnawan dengan 'gegabah' telah melakukan kesalahan pemilihan diksi dan pemenggalan kata, karenanya telah menjebaknya pada perbedaan makna. Dan ini mungkin yang sangat dikuatirkan Slamet Utomo.

Salam Terakhir

Terdengar seruling, mengalun dan merayu
Kan menyayat hati, sanubariku
Teringat akan dikau, kala bersamamu
Nan memadu janji, cinta abadi

Tapi kau ingkari janji, kau tinggalkan pergi
Tinggalah ku sendiri, kini kau pergi
Sampaikan salamku, salam yang terakhir
Semoga kau bahagia hidup di dunia

Sampaikan salamku, salam yang terakhir
Semoga kau bahagia hidup di dunia

Sampaikan salamku, salam yang terakhir
Semoga kau bahagia hidup di dunia

Sekarang coba perhatikan penekanan lirik yang dilakukan pada akhir lagu, kalimat tersebut diulang Iwan hingga 2 (dua) kali. Siapakah yang memberi salam ? Tentu saja sang penulis, Iwan Krisnawan. Kita sepakat itu.

Mengapa harus mengucapkan salam terakhir ? Karena Iwan merasa tidak akan dapat berjumpa lagi dengan kekasihnya. Si-‘Dikau’ yang merupakan cinta abadinya dan pernah memadu janji bersama tersebut, sekarang ternyata menghianatinya dan telah pergi.

Mari kita perhatikan rangkaian kalimat berikut ini : Semoga kau bahagia hidup di dunia

Banyak orang memahami yang dimaksud dalam kalimat ini adalah : Bahwa Iwan Krisnawan berharap agar si-Dikau yang merupakan cinta abadinya tersebut selalu bahagia di Dunia.

Tetapi bagaimana bila kita gunakan prespektif yang berbeda ? Tentu saja akan menimbulkan perbedaan makna.

Semoga kau bahagia hidup di dunia ……

Bukankah kita telah sepakat bahwa yang berkata memberi salam adalah Sang Penulis Lirik, Iwan Krisnawan ? Lalu, mengapa Iwan harus berkata : Semoga kau bahagia hidup di dunia ……

Sebagai keterangan tempat (adverb of place), kata hidup di dunia pada lirik itu bisa memberikan presepsi pemisahan antara 2 (dua) tempat. Terdapat perbedaan tempat, antara yang memberi salam & yang diberi salam. Keduanya tidak dalam satu ruang.

Kalau yang mengucapkan salam, kita sepakati Iwan Krisnawan, maka yang menerima salam pastilah kekasihnya, yaitu kekasihnya yang hidup di dunia. Artinya kalau kekasihnya hidup di dunia, berarti Iwan hidup dimana ?

Apakah lirik lagu itu telah berubah menjadi DOA, dan TUHAN mengabulkannya ? Walluhu alam bisawab.

written by elvin hendratha - 19 Maret 2010 jam 22:02

Note : Sejak tulisan ini saya sampaikan ke Utje F Tekol tanggal 19 Maret 2010 jam 22:02, Rolies merubah lirik lagu Salam Terakhir di setiap penampilan mereka di panggung menjadi : SAMPAIKAN SALAMKU SALAM TERAKHIR. SEMOGA KAU BAHAGIA HIDUP DENGANNYA .....





Foto2 Rollies koleksi Benny Likumahuwa saat formasi bersama Iwan Krisnawan