Duo Legenda Angklung Caruk




Duo Legenda Angklung Caruk


Ketika bertemu dengan Man Tohan dan Man Rasuli, kami membicarakan tentang banyaknya gendhing yang sudah hilang di Bumi Belambangan. Banyak giro-giroan yang tidak terdokumentasi dengan baik, sementara para sesepuh yang hapal sudah tinggal sedikit.

Kemudian kami sepakat bertemu lagi, untuk merekamnya. Mereka berdua akan mencoba mengingat-ingat gendhing giro-giroan yang lama tak terdengar serta hampir raib di Bumi Belambangan.

Pada tahap awal kami berhasil merekam sebanyak 4 (empat) gendhing Giro pada tanggal 12 Mei 2019. Proses berlangsung sangat lancar, namun yang aneh : Man Tohan dan Man Rasuli tak menghapal satupun nama gendhing-gendhing yang dimainkannya. “Sejak dulu, memang tidak memiliki nama gendhing, ini gendhingnya kakek saya” jawab mereka berdua senada. Ini merupakan ciri khas dari seniman Banyuwangi, yang tidak terlalu mementingkan nama. Mereka lebih mementingkan kualitas hasil yang dicapai, daripada identitas.

Namun kami mengusulkan agar gendhing-gendhing ini diberi nama saja, sebagai identitas. Mereka setuju. Kami beri nama Gendhing itu dengan DAWILOK, nama dari bapaknya Man Tohan. Sedangkan “Gendinge Kakik” kami berikan nama tersebut, karena setiap kali Man Rasuli saya tanya nama 2 (dua) gendhing yang dimainkannya. Selalu dijawabnya : “Iku Gendhinge Kakik” atau “Itu Gendingnya Kakek”.

=======================================================
Artevac Channel - Indonesian Art and Cultural Heritages
=======================================================